Bogor,
09 Mei 2014
Mobil yang aku dan kawan-kawan tumpangi melaju dengan cepat,
melewati ketegangan dan kemeriahan yang mungkin terjadi pada saat pengumuman
pemenang perlombaan tahun ini. Ada perasaan kecewa ketika mereka selalu
berasumsi bahwa yang terpenting adalah ketika sudah menyelesaikan tugas ini
yaitu mengikuti lomba di SMK Pertiwi Cibungbulang Bogor yang sudah diagendakan
oleh Dewan Kerja Ambalan berminggu-minggu yang lalu, termasuk diriku sebagai
ujung tombak ambalan, setidaknya itulah yang kakak kelasku katakan mengenai
jabatanku di Organisasi Pramuka tercinta ini.
Padahal kita bisa saja berharap dan menunggu pengumuman
dengan hati berdesir layaknya para peserta lainnya. Namun, daripada menelan
kenyataan pahit tak mendapatkan penghargaan apapun, lebih baik segera pulang
mengingat mobil jemputan pun telah tiba. Aku ikut dalam asumsi mereka, karena
jujur saja aku ikut terpengaruh. Bukan berarti dalam pelaksanaan 3 jenis lomba
yang kami ikuti tak berjalan dengan lancar sehingga kami beranggapan tak
akan memenangkan penghargaan apapun atas perlombaan yang kami ikuti mengingat
para peserta lomba kali ini sangat pantas menjadi juara ketimbang penampilan
kami. Diantara yang terbaik kita memilih yang paling baik kan?
Bukankah begitu rumusnya?
Aku sendiri bersedia mengikuti lomba jenis perkusi bersama 6
orang kawanku lainnya. Serta Latihan Keterampilan Baris Berbaris (LKBB) yang
berarti suatu kegiatan yang di lakukan wajib bagi khususnya anggota Pramuka.
Baris berbaris merupakan latihan gerak dasar yang mewujudkan penanaman :
disiplin, rasa percaya diri, rasa persatuan dan keindahan yang berjumlah 10
orang termasuk diriku. Dan yang terakhir Miniatur Menara Pandang ialah salah
satu keterampilan dari setiap pramuka yang berkaitan dengan pionering. menara
pandang digunakan sebagai tempat penyampaian pesan dengan menggunakan teknik
semaphore disaat sedang melakukan perkemahan di alam terbuka. oleh karena itu,
anggota pramuka haruslah bisa mendirikan menara pandang itu. Dalam perlombaan
kali ini miniature menara pandang hanya mempunyai aturan 2 orang peserta saja.
Tentu ini dari kelompok putri. Begitu pula dengan kelompok putra yang
aku yakin mereka telah berusaha keras selama ini, dan untuk mendapatkan 1 trofi
penghargaan saja kami masih beranggapan
bahwa itu sulit.
Aku tersenyum kecut, mengikuti laju kendaraan mobil yang akan
mengantarkan kami menuju pulau kapuk. Tiba-tiba ada pesan masuk dari ponselku
Kak
Syihab : Iah, hati2 y
Sebelumnya
aku memang mengirim pesan singkat yang berisi bahwa aku dan kawan-kawanku
lainnya pamit pulang terlebih dahulu.
Beliau selalu merespon semua pesanku
dengan baik. Meskipun dia berstatus guru ku di SMK. Namun, entah mengapa dia
tak ingin dipanggil dengan sebutan “Bapak”. Yah, aku tahu dia meminta hal itu
pada semua muridnya. Mungkin. Hehe.
Dahulu ia juga anggota Pramuka di
sekolahnya. Akhir-akhir ini aku semakin mengenal dirinya. Sejujurnya aku tak
pernah ingin berbincang-bincang atau sekedar saling sapa dengannya. Bukan
karena aku tak sopan ( Tapi yaa, kalian boleh anggap aku begitu ) Aku hanya
ingin menghormatinya. Agar dia juga menghormatiku mengingat usia kita tak
berjarak begitu jauh. Saling menghormati menyenangkan bukan? Selanjutnya,
keadaan memaksaku untuk meminta saran padanya dan terpaksa harus
berbincang-bincang kali pertama saat usai mengajar di kelasku tentang pelajaran
prouktif. Melakukan Dasar Komunikasi.
Ada rasa canggung, namun aku
memberanikan diri meski lidah ku kelu untuk mengucapkan satu kata pun, namun
pada akhirnya kita sampai pada topik perlombaan yang telah aku lalui beberapa
ratus detik yang lalu. Setelah mengumpulkan keberanian aku pun meminta nomor
ponsel nya. Begitulah sampai saat ia “mengunjungi” lomba kali ini.
Aku balas pesannya dengan mengatakan
bahwa aku meminta ia terus mengabari ku tentang apa yg terjadi di sana. Aku akui ada secercah harapan
ingin sekali mempersembahkan sebuah trofi untuk ambalanku, soekarno-fatmawati.
Lalu
pesan masuk darinya yang berbunyi : “Iah, mudah2an. Berdo’a aja !”
Ada semacam hantaran listrik yang menjulur ke dalam
nadi ku, membuat darahku mengalir lebih cepat dari sebelumnya.
Ya! Berdo’a! Bagaimana aku bisa
melupakanmu.. Ya Allah, aku merasa kufur atas nikmatmu. Bismillahirrahmanirrahim..
Ar-rahman. Ar-rahiim. Al-malik. Al-qudus. Begitu seterusnya aku melantunkan
Asmaul Husna, meski aku merasa malu belum bisa menghafal 99 Nama-nama Allah
yang baik tersebut.
Tanpa sadar cairan bening yang
dingin mengagetkan pori-pori pipiku. Aku terus berdzikir dengan suasana hening
didalam mobil. Ada 2 wajah dengan mata tertutup yang bersandar di
pundak ku. Ya! Mereka sangat kelelahan. Aku semakin menangis melihat dan
merasakan perjuangan mereka hari ini dan semakin besar pula Asmaul Husna yang
aku lantunkan, aku terus berusaha.
Hening… Dan malam semakin larut
Tiba-tiba
ponsel ku berdering tanda pesan singkat masuk.
Hati ku
bergetar
Kak
Syihab : Alhamdulillah, dpt juara ke-3!
Aku
membaca ulang kalimat itu, bahaya jika aku salah mencerna kalimat itu. Kemudian
aku sontak berteriak membangunkan seluruh manusia yang tampak kelelahan di dalam
mobil ini. Suasana pun gaduh. Seolah tak percaya dua orang alumni yang setia
menemaniku ini lantas membaca pesan singkat yang aku terima. “Bang, kita puter
balik aja yaa” Teh arah mengatakan hal itu pada supir yang selalu mengantarkan
kami jika ada acara itu. Mungkin terlampau senang mendengar kabar itu, jadi
semuanya meminta untuk balik arah. Aku pun segera mengirim pesan singkat pada
kak syihab agar menunggu kami yang akan kembali ke sekolah SMK Pertiwi.
Aku tanyakan pada nya lomba apa yang membuat kami mendapatkan trofi meski hanya urutan ke-3. Ternyata perkusi. Instrumen perkusi
pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat menghasilkan suara baik karena
dipukul, dikocok, digosok, diadukan, atau dengan cara apapun yang dapat membuat
getaran pada benda tersebut. Istilah instrumen perkusi biasanya digunakan pada
benda yang digunakan sebagai pengiring dalam suatu permainan musik. Alhamdulillah..
Ku lihat mereka berangkulan,
terharu. “Ya ampun mam, dari angkatan kita, 1,2,3 sampe angkatan kamu ke-3
akhirnya bisa juga dapet trofi. Bayangin aja dari dulu kita aktif ikut lomba
disana-sini dapet yang paling tinggi juara ke-4
itu juga waktu lomba di UIKA kategori Lomba Masak Rimba.” Begitu celoteh
teh riri dengan menatap wajahku penuh haru.
Namun, niat hati untuk menjemput
trofi pun tak bisa terlaksana karena keadaan jalan yang tak memungkinkan. Kata
bang supir. Aku pun lantas mengirim pesan singkat lagi bahwa tak jadi kembali.
Kak
syihab : “Ya, ga apa2 pulang aja biar nanti trofi nya kk bwa.”
Alhamdulillah, sulit bukan berarti mustahil. Berat bukan
berarti tak sanggup. Bukankah Allah telah meyakinkan kita lebih dari satu kali
bahwa bersama kesulitan itu ada kemudahan? Selain itu, di dalam Qur'an surat
Fushsihat : 30 Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah
kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah
yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
Masya
Allah, aku merasa ayat itu tertuju padaku saat ini. Ada
alasan mengapa aku harus bersedia memberanikan diri meminta nomor ponsel kak
syihab kemudian sampai pada topik menyenangkan tentang Pramuka.
…. maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
“Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka
dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
Malaikat itu M. Syihabudin.
Aku sangat percaya bahwa Allah mengkhendaki itu semua
terjadi melalui seseorang yang bagaikan malaikat bagiku saat itu, melalui
lantunan do’a yang sekuat tenaga aku panjatkan, serta pengorbanan waktu dan tenaga
teman-temanku telah mengantarkan kami pada titik terindah yaitu TROFI PERTAMA UNTUK
SONOFATI.
TAMAT
Terakhir. Atau bisa di sebut bermonolog.
Sebenarnya
aku tak pernah ingin menceritakan posisimu di hidupku sampai kapan pun.
Namun, aku
berpikir bahwa pernyataan ini akan sangat membantu ketika mungkin kita tak berkomunikasi
lagi. Bahwa dimana pun kita berada. Dekat maupun jauh.
Kau harus
ingat bahwa aku tak akan melupakanmu sebagai salah satu orang yang berpengaruh bagi
hidupku.
Muhammad Syihabudin. Terimakasih.
Selesai, dan di buat hari ini
Minggu, 03 Februari 2016
Pukul 13.50 WIB